Rabu, 19 Januari 2011

teori, fungsi dan cara menumbuhkan motivasi


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan (sekolah) merupakan wadah para siswa dalam menggali ilmu pengetahuan, salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Oleh karena itulah motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar dengan demikian ia akan dengan senang hati akan mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari.
Hal– hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya guru di samping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarnya. Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan hasil belajarnya menurun. Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar.
Mengingat akan pentingnya motivasi belajar ini dalam kegiatan belajar mengajar, maka sudah seharusnya berbagai pihak yang terkait dengan bidang pendidikan menaruh perhatian sebaik-baiknya.

1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah makalah sebagai berikut : Apakah arti motivasi dalam teori, apa saja fungsi motivasi dan Bagaimana cara menumbuhkan motivasi belajar siswa?
1.3. Tujuan  
1.      Tujuan makalah ini dibuat untuk mengetahui pengertian motivasi secara teoritis
2.      Untuk mengetahui fungsi motivasi belajar
3.      Cara – cara menumbuhkan motivasi belajar











BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi berasal dari kata “motif”, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam, dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 1986:73)

Suharsimi Arikunto (1990:67) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi” mengemukakan bahwa : “Motivasi merupakan konstrak (konsep hipotetik) yang terdiri dari kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persepsi dan perilaku seseorang dalam upaya mengubah situasi yang tidak menguntungkan dirinya.”

Sedangkan menurut Djamarah dalam Oemar Hamalik (1992:173) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektifitas (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut, Mc. Donald dalam Sardiman (1986:73) mengatakan bahwa : “Motivasi yaitu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan (feeling) dan afeksi seseorang, dan motivasi akan dirangsang dengan tujuan.”  …………………………………………………………….  

Sehubungan dengan hal tersebut, Maghfira Wijayanti dalam “Buletin Pusat Perbukuan Vol. 10” (2004:27) menegaskan bahwa : “Motivasi akan menjadi pendorong yang menyebabkan terjadinya energi yang ada pada setiap individu sehingga terkait dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk bertindak mewujudkan tujuan tertentu. Pencapaian tujuan, cita-cita, dan keinginan menjadi lebih mudah dengan adanya dorongan dari motivasi ini.”

Dengan kata lain motivasi dapat dijadikan sebagai alat penggerak yang mendorong seseorang untuk belajar, sehingga menimbulkan rasa percaya akan dirinya, dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukannya, dan beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya untuk hari ini, besok dan masa yang akan datang. Lebih lanjut Soedijanto P (1980:38) menyebutkan bahwa “Motivasi belajar adalah suatu proses pembentukan dorongan belajar agar timbul gairah untuk belajar.” Sehingga dengan pembentukan motivasi ini diharapkan para peserta didik dapat mencapai hasil yang baik dalam prestasi belajar.


Menurut Landy & Becker (1987) teori motivasi dikategorikan dalam 5 macam yaitu : teori kebutuhan (need theory), teori keadilan (equity theory), teori ekpektansi (expectancy theory) dan teori penetapan tujuan (goal-setting theory) ·
Teory Kebutuhan
Bagan hierarki teori kebutuhan Abraham Maslow
Teory yang paling terkenal tentang motivasi adalah teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow. Ia menghipotesa bahwa setiap orang melekat suatu hirarki kebutuhan yang terdiri dari :
  • Kebutuhan Fisiologis ( Physiological-need ) termasuk lapar, haus, tempat berteduh, kebutuhan seks, dan kebutuhan jasmaniah lainnya
  • Kebutuhan rasa aman ( Safety-need ) termasuk jaminan serta perlindungan terhadap gangguan emosi
  • Kebutuhan social ( Social-need ) rasa kasih sayang, termasuk rasa memiliki, rasa menerima, dan persahabatan
  • Kebutuhan penghargaan ( Estreem-need ) penghargaan internal, seperti harga diri, otonomi, keberhasilan, dan dua factor penghargaan eksternal, seperti status, pengakuan dan perhatian
  • Kebutuhan aktualisasi diri ( Self-actualization-need ) Dorongan untuk mewujudkan kemampuan seseorang, termasuk pertumbuhan, pemenuhan potensi, dan pemenuhan keinginan diri sendiri
Maslow membagi kelima tingkatan kebutuhan tersebut kedalam kebutuhan yang lebih tinggi dan kebutuhan yang lebih rendah. Menurut Maslow ditinjau dari teori kebutuhan. Di dalam lingkungan siswa atau pelajar seperti anak yang lapar tidak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Sedangkan kebutuhan berikutnya seperti rasa aman adalah kebutuhan tingkat berikutnya setelah kebutuhan dasar yang bersifat fisik. Sebagai contoh siswa yang merasa terancam, maka siswa ini tidak akan termotivasi dengan baik dalam belajar, contoh lain seorang siswa yang merasa dirinya dikucilkan oleh temannya maupun oleh gurunya, tidak mungkin termotivasi dengan baik dalam belajar. Ada kebutuhan yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dipentingkan dan dihargai.
Kepuasan terhadap kebutuhan ini akan menimbulkan perasaan percaya diri, merasa berharga, merasa kuat, merasa mampu, merasa berguna dalam hidupnya. Kebutuhan yang paling utama atau tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu,mengerti untuk memuaskan aspek-aspek kognitif yang paling mendasar
·         Teori Erg dari Clayton P. Alderifer (1972) yaitu terkenal dengan teori (ERG yaitu Existence needs=E, Relatedness needs = R dan Growth needs = G)
  • Teori kebutuhan mencapai prestasi dan McClelland (1940) motivasi berbeda-beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi
  • Teori Higiene motivator dari Frederick Herzberg (1959) Teory ini dikemukakan oleh seorang psikologi bernama Frederick Herzberg. Menurut pendapatnya keterkaitan seseorang dengan pekerjaannya adalah hal yang mendasar dan bahwa dengan melihat bagaimana sikapnya terhadap pekerjaan kita bisa menentukan dengan tepat apakah karyawan akan berhasil atau mengalami kegagalan? Herzberg menarik kesimpulan bahwa jawaban yang diberikan oleh orang – orang yang merasakan baiknya pekerjaan adalah lain dari jawaban orang – orang yang merasakan ketidakpuasan atas pekerjaannya dimana didalamnya ada motivator kerja dan ada faktor higiene dalam bekerja.
  • Teori Harapan
Teori ini berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik, Suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi . Intinya , teori harapan adalah teori motivasi yang dilakukan dengan harapan akan mendapatkan suatu prestasi .
-          Effort Performance : Usaha untuk berprestasi
-          Performance Outcome : Hasil / prestasi
·         Teori Keadilan
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari yang sudah dikerjakannya .
·         Teori Human Relation
Teori motivasi yang menggambarkan seseorang akan bekerja lebih gigih jika merasa dibutuhkan , diperhitungkan dan dihargai .Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh mahasiswa agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada mahasiswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar mahasiswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan.
Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya. Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.


faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
  • Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
  • Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
  • Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
  • Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
  • Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Berdasarkan sumber penyebabnya Terdapat 2  faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
·         Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan. Sumber motivasi internal adalah challenge, curiosity, control, dan fantasy. Motivasi internal merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain
·         Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat mempengaruhi psikologis orang yang bersangkutan. motivasi eksternal timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan  kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar. Individu yang termotivasi secara eksternal akan berpartisipasi untuk menghasilkan outcome tertentu seperti reward, pujian dari guru atau terhindar dari hukuman.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar mahasiswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar siswa.
Peranan guru untuk mengelola motivasi belajar siswa sangat penting, dan dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa secara individual.
















2.2. Fungsi Motivasi Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai sumber penggerak dalam diri siswa sehingga menimbulkan gairah didalam melakukan aktivitas belajarnya, serta menentukan arah pencapaian hasil belajar yang akan diperoleh.
Mengenai pengertian motivasi Nasution (1982 : 76) mengemukakan bahwa “motivasi adalah usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga seorang akan ingin melakukannya, anak yang mempunyai intelegensi tinggi mungkin gagal dalam belajarnya jika kekurangan motivasi”.
Menurut pendapat di atas anak yang gagal tidak begitu saja dapat disalahkan mungkin gurulah yang tidak berhasil memberikan motivasi yang dapat membangkitkan kegiatan pada anak. Memberikan motivasi bukan pekerjaan mudah karena motivasi yang berhasil, baik bagi anak-anak atau suatu kelompok belum tentu berhasil bagi anak-anak atau kelompok yang lain.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat intelektual. Perannya akan khas adalah dalam hal gairah atau semangat belajar siswa. Di dalam kelas motivasi bersifat ganda, artinya disatu sisi dapat berpengaruh terhadap peristiwa belajar itu sendiri, sedangkan disisi lain dapat berfungsi dalam urusan pengelolaan kelas. Dalam urusan belajar instruksional motivasi dapat menggalakkan rasa ingin tahu (coriusty drive), rasa ingin memahami dan berhasil (completency drive), dan rasa bekerja sama (reciprocity drive) pada siswa sedangkan dalam urusan pengelolaan kelas motivasi dapat berpengaruh dalam mengatur tingkah laku siswa. Hakekat pengelolaan kelas tidak lain adalah menyediakan kondisi yang optimal terjadinya proses belajar.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa dalam proses belajar mengajar motivasi berfungsi :
a. Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
b. Menggiatkan semangat belajar siswa.
c. Menimbulkan atau menggugah minat siswa agar mau belajar.
d. Mengikat perhatian siswa agar senantiasa terikat pada kegiatan belajar.
e. Membantu siswa agar mampu dan mau menemukan dan memiliki jalan atau tingkah laku yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar maupun hidupnya di masa mendatang.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi, cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi menunjukkan suatu hal yang sangat berguna bagi suatu tindakan atau perbuatan belajar yang dilakukan seseorang siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Sardiman (1986 : 85) menjelaskan bahwa :
Motivasi dalam belajar mempunyai fungsi :
·         Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
·         Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
·         Menyeleksi perbuatan, menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi, guna mencapai tujuan-tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa motivasi belajar berfungsi untuk menyadarkan kedudukan pada awal belajar dan hasil akhir, menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya, mengarahkan kegiatan belajar, memberikan semangat belajar, dan menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja secara bersinambungan.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, bagi guru motivasi berfungsi untuk :
1. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
2.  Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacam ragam.
3.  Meningkatkan dan menyadarkan guru sebagai pendidik.
4. Memberi peluang guru untuk memotivasi siswa untuk belajar sampai berhasil, dengan mengubah siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar
Menurut Rakert.W. White 1959. Kecakapan diperoleh secara berangsur-angsur melalui belajar dalam waktu jangka panjang. Kebutuhan belajar dalam waktu jangka panjang, ini diperuntukkan untuk mendapat atau memiliki kecakapan atau kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya. Kita sebagai pendidik perlu tahu kebutuhan yang diinginkan oleh para siswa. Seperti kebutuhan berprestasi. Setiap siswa berbeda kebutuhan berprestasinya.
Ada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, ada juga yang rendah. Siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses benar-benar berasal dari dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam situasi bersaing dengan orang lain, maupun dalam bekerja sendiri. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang datang ke sekolah memiliki berbagai pemahaman tentang dirinya sendiri secara keseluruhan dan pemahaman tentang kemampuan mereka sendiri khususnya.
Mereka mempunyai gambaran tertentu tentang dirinya sebagai manusia dan tentang kemampuan dalam menghadapi lingkungan. Ini merupakan cap atau label yang dimiliki siswa tentang dirinya dan kemungkinannya tidak dapat dilihat oleh guru namun sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Gambaran itu mulai terbentuk melalui interaksi dengan orang lain, yaitu keluarga dan teman sebaya maupun orang dewasa lainnya, dan hal ini mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah. Berdasarkan pandangan di atas dapat diambil pengertian bahwa siswa datang ke sekolah dengan gambaran tentang dirinya yang sudah terbentuk. Walaupun demikian guru dapat mempengaruhi gambaran siswa tentang dirinya itu, dengan maksud agar tercapai gambaran tentang diri masing-masing siswa yang lebih positif.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa siswa memiliki gambaran tentang dirinya sendiri atas pengaruh bagaimana orang lain seperti guru, orang tua, teman sebaya, memberi sikap atau memperlakukannya. Apabila guru suka mencela, mengeritik, merendahkan kemampuan siswa, maka siswa akan cenderung menilai diri mereka sebagai orang yang tidak mampu berprestasi dalam belajar.
Hal ini berlaku terutama bagi siswa yang masih sangat muda, misalnya siswa di sekolah rendah seperti TK dan SD. Akibatnya minat untuk belajar menjadi turun. Jika guru memberikan penghargaan, bersikap mendukung dalam menilai prestasi siswa, maka lebih besar kemungkinan siswa-siswa menilai dirinya sebagai orang yang mampu berprestasi. Penghargaan untuk berprestasi merupakan dorongan untuk memotivasi siswa untuk belajar.
 Dorongan intelektual adalah keinginan untuk mencapai suatu prestasi yang hebat, sedangkan dorongan untuk mencapai kesuksesan termasuk kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk berprestasi. Motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang……………………………………………………………...............................Hal – hal tersebut adalah sebagai berikut:: ……………………………………
a) Motivasi itu mendukung manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi berfungsi sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu…………………………………………………………………….
b) Motivasi dapat menentukan agar perbuatan: yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita, motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang lurus untuk mencapai tujuan. Maka makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh.
c) Motivasi menyeleksi perbuatan, Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan semula.
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar. Pengaruh alam sekitar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai arti yang penting. Sekalipun cara bekerjanya tidak dengan kehendak, kesadaran dan tidak teratur. Oleh karena itu disebut fungsional bagi masyarakat. Pendidikan tensional, artinya pengaruh yang diadakan dengan sengaja, oleh orang dewasa kepada anak, supaya dengan pertolongan itu anak dapat mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian berarti pendidikan harus merenungkan tentang tujuan yang harus dicapai. Sebab apa anak belajar? Mengapa ia mau dan suka belajar, apakah sebabnya ia harus belajar?
Menurut Atto Wilmann di dalam uraiannya tentang pertumbuhan dan pembentukan manusia ada enam motif yang menggerakkan anak mau belajar antara lain:
1. Motif psikologik. Setiap makhluk hidup mempunyai dorongan untuk berkembang sesuai dengan caranya masing-masing. Menurut kodratnya manusia ingin mengetahui sesuatu, bukan hanya kesanggupan mengetahui sesuatu begitu saja, tetapi juga terdapat kecenderungan untuk bekerja dan mengenal………………………………………………………………………………
2. Motif praktis. pengetahuan mempunyai nilai praktis. Untuk memperoleh kedudukan dalam hidup pada hakikatnya kita berhasil memenuhi kebutuhan tertentu……………………………
3 . Motif pembentukan kepribadian. Pengetahuan dan kesehatan tidaklah hanya menghasilkan saja, tetapi juga menaikan kepribadian dalam segi estetik dan intelektualistik…………………….
4. Motif kesusilaan. Terbentuknya kepribadian berarti bahwa wataknya ikut terbentuk dalam kesusilaan. Belajarlah agar engkau menjadi lebih bersusila………………………………………..
5. Motif sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia harus belajar segala sesuatu yang layak diketahui dan dikerjakan dalam hidup pergaulan………………………………………...
6. Motif ketuhanan. Belajarlah agar dapat mengabdi padaTuhan. Segala pengetahuan, dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu tingkatan di mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan Tuhan………………………………………………………………..
Semua motif memberi dorongan kuat terhadap belajar. Tetapi motif secara sendiri-sendiri tidak mencukupi bagi murid untuk belajar, maupun bagi guru yang akan mengajar. Dorongan atau untuk berkembang dapat dinyatakan oleh kegiatan sendiri terhadap bahan pengajaran yang menarik. Motif praktis dan minat praktis memperoleh alat yang tepat dalam pengajaran untuk hidup nanti (Jen Lighart).
Motif kepribadian menganggap bahan pengajaran sebagai media untuk pembentukan etik. Motif sosial membantu dalam pembentukan anak sebagai makhluk sosial. Motif Ketuhanan meliputi semua motif lainnya dan mempersatukannya, karena pertumbuhan dan perkembangan pada hakikatnya harus diarahkan pada pengabdian pada-Nya.
Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar. Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:………………………………………..
1. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untukberhasil.

2. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa………………………………………
3. Pengajaran yang bermotivasi membentuk aktivitas dan imaginitas untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik………………………………………………………………
4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas………………………………………….
5. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar
………………………………………………………..
Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh “Keneth M. Mover” adalah:
…………………………………………………………………………
1)Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar.
2)Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3) Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi siswa
……………………………………………………...
4)Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
5)Tugas teriaiu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi frustrasi.
6)Tekanankelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok lain tidak baik dalam hubungan antara anggota kelompok
7) Kreativitas siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.


Drs. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Belajar”  mengemukakan fungsi motivasi dalam belajar adalah :
  1.  motivasi sebagai pendorong perbuatan;
  2.  motivasi sebagai penggerak perbuatan;
  3.  motivasi sebagai pengarah perbuatan
fungsi motivasi dalam belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa :
  1. Karena rasa ingin tahu dari siswa, maka siswa akan berusaha untuk mencari tahu. Sikap ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.
  2. Setelah mencari tahu, maka siswa akan berusaha untuk mendapatkan kepastian / kebenarannya. Sikap ini muncul sebagai jawaban dari keingin tahuan siswa dan merasa yakin akan langkah yang diambilnya.
  3. Dari mencari tahu menjadi tahu kemudian siswa akan berusaha  mengarahkan langkah apa yang diambil dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk membimbing anak dalam belajar, menciptakan iklim belajar yang menyenangkan, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan adanya motivasi yang kuat dapat mendorong siswa melakukan usaha untuk meningkatkan prestasi belajarnya disekolah. Karena dengan motivasi itu dapat membuat seseorang siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif dan penuh konsentrasi.






2.3. CARA MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak.. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa  ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya  adalah sebagai berikut:
·         Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan  tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa
·         Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas
·         Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa
·         Latar belakang ekonomi dan social budaya siswa
Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan  ke jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah, .
·         Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi dan informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
·         Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris
·         Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
 Raymond dan Judith (2004:24)  mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak yaitu
1.      Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan  dengan pengetahuan baik dalam pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
2.      Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan sesudahnya.
3.      Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
4.      Diri anak itu sendiri
Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti  mempengaruhi motivasi belajarnya.
Dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru paling berpengaruh dalam rangka memotivasi belajar siswa.Kerja sama antara kedua komponen ini akan menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan  yang baik maka pola kerja sama antara ke duanya harus dirancang sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh orang tua dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
Ciri- Ciri Guru yang Bisa Memotivasi Siswa
Salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka peduli dan paham dengan apa yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya dengan murid bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting. Ia memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya.
Ciri-ciri guru yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa adalah guru yang melakukan hal-hal sebagai berikut :
v  Menjadi manajer yang baik yang mampu merencanakan,mengelola, mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya, murid-murid akan merasa  aman dan nyaman bersamanya
v  fasilitator yang memperlakukan semua siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab
v  Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif
v  Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang bersifat informative
v  Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka sedang tumbuh dalam persaingan dan keunggulan.
Ciri-ciri keluarga yang efektif
Keluarga yang efektif  mampu  memotivasi anak untuk belajar. Ciri-cirinya adalah :
v  Membuat suatu kontrol atas kehidupan mereka
v  Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi kepada anak-anak
v  Memiliki impian tentang keberhasilan anak di masa depan
v  Menanamkan pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci keberhasilan
v  Mengarahkan waktu anak-anak dalam aktifitas yang bermanfaat
v  Membuat aturan yang positif seperti pembatasan menonton acara televise
v  Memberikan tanggungjawab kepada anak untuk menyelesaikan masalah
v  Sering berhubungan dengan guru
v  Menekankan kehidupan spiritual terhadap anak.
Membangun Hubungan Kerja Sama
Selama ini hubungan yang terjadi antara guru dan orang tua masih terbatas pada hal-hal tertentu, orang tua ke sekolah atau menghubungi guru hanya karena ada masalah saja, begitupun sebaliknya guru menghubungi orang tua apabila ada masalah dengan anaknya. Orang tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak sekolah pada acara-acara tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru duduk bersama membahas upaya-upaya yang dapat dilakukan secara  bersama untuk menunjang motivasi belajar anak. Maka ketika anak mendapatkan masalah terkait dengan motivasi belajarnya maka akan terjadi aksi saling menyalahkan antara guru dan orang tua.
Maka  kita tak boleh mengulangi kondisi di atas. Guru dan orang tua harus menciptakan hubungan positif dalam rangka menumbuhkan semangat belajar anak. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam membuka pintu untuk membangun komunikasi langsung. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi maka guru bisa memanfaatkan sms, email, atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan orang tua, atau kalaupun media-media komunikasi di atas belum memungkinkan untuk digunakan maka cara-cara manual seperti mengirim surat atau kuisioner yang berisi informasi tentang perkembangan kognitif, psikomotorik dan afektif anak dapat dilakukan oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu sekali sebulan untuk melakukan hal ini.
Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif dalam membuka jalur komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa memberikan informasi-informasi yang berguna bagi guru tentang kondisi anak di rumah. Orang tua bisa melakukannya dengan menghubungi guru secara langsung di rumahnya atau melalui SMS, atau melalui telepon di luar jam mengajarnya. Orang tua juga bisa membina hubungan dengan pihak sekolah dengan cara sedapat mungkin menghadiri undangan dari pihak sekolah, karena momen seperti rapat-rapat orang tua merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul saran  bagi pihak sekolah.
Untuk mendukung kerja sama yang baik maka guru dan orang tua harus mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar anak. Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Cara-Cara menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
1.      Hal – hal yang dilakukan murid / siswa
  • Bergaulah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
  • Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
  • Belajar dari internet
    Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis bahasa inggris.
  • Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
    Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
  • Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahkan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi……………………………………………
2.      Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
·         Memilih cara dan metode mengajar yang  tepat termasuk memperhatikan penampilannya
·         Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
·         Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa
·         Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
·         Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
·         Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
·         Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan   jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
·         Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu.  Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
·         Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif laiinya. Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil, besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang. Pemberian hadiah. Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu, misalnya, memberikan hadiah pada akhir tahun ajaran, dengan menunjukkan hasil belajar yang baik, atau kegiatan-kegiatan lain yang mendorong siswa untuk berprestasi.
·         Memberi angka. Umumnya setiap anak ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapat angka baik, maka akan terdorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar. Sebaliknya, siswa yang mendapat angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik.
·         Kerja kelompok. Dalam kerja kelompok di mana para siswa melakukan kerja sama dalam belajar. Setiap anggota memberikan motif belajar pada anggota lainnya. Kadang-kadang rasa untuk mempertukarkan anggota kelompok menjadi pendorong dalam perbuatan belajar.
·         Persaingan. Baik bekerja kelompok maupun persaingan mencari motif-motif sosial kepada siswa. Hanya saja persaingan antara individual akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik, seperti hubungan persahabatan, perkelahian dan pertentangan persaingan yang baik ialah dalam bentuk antar kelompok belajar.
3.      Hal-Hal  Yang Dilakukan oleh Orang Tua
·         Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
·         Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap anak
·         Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
·         Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya
·         Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
·         Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.

4.      Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu dan Guru Secara Bersama   
Ketika permasalahan rendahnya motivasi sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di antaranya :
·         Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
·         Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
·         Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus mempunyai komitemen  yang tinggi untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak. Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahannya










2.4 . ARGUMENTASI / OPINI
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan bagian dari kebutuhan hidup, karena seseorang yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya harus berusaha agar kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi. Artinya bahwa motivasi merupakan unsur penentu yang mempengaruhi perilaku dalam individu, dan merupakan daya penggerak aktif yang terjadi pada masa tertentu dengan sebuah tujuan tertentu.
Dengan kata lain, motivasi merupakan jawaban atau tanggapan terhadap tujuan, dimana motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menciptakan kondisi tertentu, sehingga orang tersebut berkeinginan untuk melakukan suatu aktivitas untuk  mencapai tujuan yang merupakan kepentingan baginya.Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Dalam upaya itu, setiap proses pendidikan dibutuhkan seperangkat metode tertentu, sehingga transformasi pengetahuan, pemahaman, dan perilaku yang diberikan kepada anak didik dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan faktor yang sangat penting, dimana motivasi merupakan daya penggerak yang menimbulkan tercapainya tujuan yang diharapkan, serta berpengaruh terhadap kesungguhan siswa dalam belajar.

Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang.

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa baik faktor yang ada  dalam diri siswa seperti minat, kemauan maupun faktor yang ada di luar siswa seperti guru, orang tua, lingkungan sosial budaya dan  ekonomi. Menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah pekerjaan yang mudah. Proses menumbuhkan motivasi belajar siswa harus dilakukan secara bersama oleh guru dan orang tua, kerja sama positif antara orang tua dan guru merupakan hal yang mutlak.Orang tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan informasi timbal balik tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru perlu mengindentifikasi permasalahan motivasi siswa,kemudian secara bersama mencari solusi pemecahan masalah dengan melibatkan siswa

















2.5. KERANGKA KONSEP MOTIVASI
Internal
1.    Teori Kebutuhan Maslow
2.    Teori Harapan
3.    Teori hygiene motivator
4.    Teori keadilan
5.    Teori human relation
6.    Kebutuhan mencapai prestasi
Tujuan
Motivasi
sa
Faktor yg mempengaruhi rendahnya  motivasi :
1.    Metode mengajar guru
2.    Relevansi tidak jelas
3.    Ekonomi sosial,budaya
4.    Teknologi
5.    Merasa kurang mampu thd pelajaran tertentu
6.    Masalah pribadi siswa
Eksternal
1.    Budaya
2.    Lingkungan
(  keluarga, guru, pergaulan)
Solusi
1.    Siswa, orang tua dan guru mengidentifikasi masalah secara riil
2.    Membangun pola pikir   positif dengan komunikasi yang sehat
3.    3 komponen harus bekerja sama secara sinkron dan berkesinambungan
























Keterangan kerangka konsep:
 Motivasi merupakan daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi bisa berasal dari internal maupun eksternal. Motivasi yang berasal dari internal terbentuk karena kesadaran diri terdiri dari teori kebutuhan maslow, teori harapan, teori hygine motivator, teori keadilan, teori human relation, kebutuhan mencapai prestasi. Motivasi eksternal berupa rangsangan dari luar yang berupa budaya setempat,lingkungan ( berupa ajakan, paksaan, suruhan dari keluarga / orang tua, guru, teman ). Dalam mencapai tujuan tersebut terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi yang bisa menghambat tercapaiya tujuan tersebut. Jika motivasi untuk mencapai tujuan terganggu maka dapat diatasi dengan solusi untuk mengatasi hal terebut. Jika motivasi tersebut ( factor internal dan eksternal ) telah optimal maka tujuan dapat tercapai dengan mudah.











BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Makalah  dimaksudkan untuk mengetahui tentang teori  motivasi, fungsi motivasi, dan cara untuk menumbuhkan motivasi. Motivasi belajar berperan signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa . Motivasi Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Cara menumbuhkan motivasi dapat dilakukan dari diri sendiri, keluarga dan guru. Semua saling berhubungan dan terkait.
3.2          Saran
Dengan memperhatikan pada kesimpulan tersebut di atas maka penulis  mengajukan saran sebagai berikut :
Oleh karena motivasi belajar berperan signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka pihak sekolah hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa. Dan khusus untuk guru, di samping melaksanakan tugas-tugas mengajarnya hendaknya juga memberikan motivasi belajar terhadap siswa yang diajarnya. Demikian juga halnya orang tua sebagai motivator belajar siswa dirumah dan dengan  para siswa sehingga akan menjadi generasi muda yang tangguh dan mampu bersaing dalam menjalani hidupnya kelak di kemudian hari.



DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih,C.Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta
Irawan, Prasetyo, Suciati dan IGK Wardani, 1996. Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar, Jakarta. Universitas Terbuka

Majid,Abdul 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:  Remaja Rosdakarya
Munadir, 1996, Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran, Jakarta. Universitas Terbuka.
Usman, Uzer 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung:  Remaja Rosdakarya
Wlodsowski R.J  & Jaynes J.H. 2004.Hasrat Untuk Belajar. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
www.anneahira.com/motivasi/index.htm
www.scribd.com/.../Skripsihubungan-Motivasi-Belajar-Dengan-Hasil-Belajar-Siswa -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar